Sabtu, 13 Oktober 2018

adidas pureboost 2017



TS Pertama kali liat sepatu ini awal 2018, dari pertama kali liat sebenernya udah jatuh hati, sayang aja harganya yang masih ga masuk akal.  
Tapi untungnya, merk adidas itu kalau sudah masuk model yang lebih baru, maka model lama mereka jual dengan diskon bisa lebih dari setengah harga.  dan bener kata orang, jodoh itu ga kemana, TS akhirnya dapet juga ini sepatu di salah satu marketplace dengan diskon yang lumayan waw 😅, lagian TS juga malah ga demen model barunya 2018 pureboost DPR.

yang membuat TS tertarik model ini, adalah karena sesuai namanya pureboost, outsol nya bener2 isinya boost aja, ga campur dengan cloudfoam seperti sepatu TS sebelumnya.  mungkin frame nya ndak sekuat response st (sepatu sebelumnya), tapi karena bahannya terdiri dari boost semua maka sol nya diklaim lebih empuk untuk lari jarak jauh.  selain itu bahan upper sol yang terbuat dari knit (rajutan) membuat lebih pas karena mengikuti kontur kaki.  walhasil secara keseluruhan menjadi lebih nyaman.

setelah dicoba untuk lari sekitar 2km & jalan 5km, yang TS rasakan sepatu ini bener2 nyaman & empuk 😁  upper sol dari bahan rajutan membuat ndak terasa sedang pakai sepatu tapi seperti sedang pakai kaos kaki

Jumat, 24 Agustus 2018

setang fatbar pada satria FU




Untuk postur tubuh dengan tinggi lebih dari 160cm menaiki satria fu dengan setang bawaan dalam durasi lumayan lama cukup bikin tangan pegel, belom lagi kalo boncengan, pas ngerem beban boncengger terasa di tangan.  Walhasil TS memutuskan untuk mengganti dengan setang model biasa.

search beberapa referensi baik artikel maupun youtube, kebanyakan raiser (pegangan setang) yang digunakan adalah kaki ganda, sedangkan lubang di segitiga atas fu hanya ada satu, walhasil satu kaki menggantung, beberapa review mengklaim konstruksi tersebut kuat walau satu kaki menggantung, tapi entah mengapa TS kok ngerasa tampilan jadi aneh bin janggal aja 😅



setelah mencari referensi beberapa raiser berkaki tunggal, akhirnya didapatkan dua jenis raiser yang bisa dipakai.  pertama bisa menggunakan raiser bawaan klx 150, kedua membeli raiser after market berkaki tunggal seperti yang TS gunakan.
keduanya tetap ga bisa PNP, karena baut bawaan dari raiser berukuran L10.  sedangkan bolongan pada segitiga atas fu hanya cocok untuk baut L8, kita perlu mengganti baut bawaan dengan ukuran L8 dengan minimal panjang 5cm, tentunya dengan tambahan ring di kepala baut, karena ukuran baut lebih kecil, mencegah agar tidak oblak.

pertama yang harus dikerjakan adalah melepas semua instrumen  di stang bawaan, seperti kopling, handle gas, panel lampu dll.
lalu dilanjutkan dengan melepas setang.  sebelum memasang raiser garpu perlu diadjust panjang shock depan, sedikit diturunkan sampai tidak mentok dengan setang yang akan dipasang, setelah ok baru proses pemasangan raiser & setang dilakukan.  tentunya diukur terlebih dahulu dengan posisi riding yang nyaman sebelum raiser dikencangkan.
raiser & setang yang dipakai TS kebetulan adalah tipe fatbar, perlu sedikit pemotongan 2,5cm dikedua ujungnya menggunakan gerinda agar tidak terlalu panjang.

setelah setang terpasang kokoh tibalah dibagian yang paling ribet. hooh pemasangan instrumen setang yang tadi kita pretelin satu persatu.  hal ini jadi ribet karena panjang kabel fu terbatas, sementara karena ganti setang, kabel banyak yang ga nyampe ke dudukan barunya 😂😂😂, walhasil mau ga mau kita kudu buka batok lampu, copot semua jack & runut kabel satu persatu supaya kabel bisa punya space rada panjangan & instrumen bisa terpasang manis di setang 😁  siapin aja banyak selotip listrik & kabel ties biar jadi rapih penempatan kabel2nya 👍

setelah urusan kabel beres, jangan lupa pasang batok & body kembali, awas ada baut yang ketinggalan dipasang 😅




Jumat, 27 Juli 2018

Keihin PWK 28 @Satria FU 2008




Bosen karbu lamanya (pe28 thailand) susah langsam,   Akhirnya TS memutuskan untuk coba ganti pakai karbu bawaan kawasaki 85 (trail) yang sudah ga awam lagi di dunia motor 4 tak yaiu keihin PWK 28.

Karbu lama sebenernya sudah ganti noozle & jarum pake punya PWK 28 juga tapi karena pe28 itu sendiri asalnya bukan untuk motor 4 tak, makanya rada susah nemuin settingnya.

ketika pergantian, kabel gas tidak perlu diganti, karena ternyata panjangnya pas dengan pe28, karena ukurannya sama, pilot & mainjet tinggal mindahin aja dari pe28, yaitu ukuran 38pj dan 115mj.  Tapi ternyata pas dicoba ternyata pj nya masih kurang basah, sehingga harus naik ke ukuran 40.  mungkin karena FU TS sudah pakai filter kertas koso bukan bawaannya.

ketika sudah langsam motor pun dicoba.  rpm bisa langsam di putaran bawah 1000-1500, ga kaya pas pake pe28 yang untuk langsam harus diatas itu.  ketika lari diputaran bawah pun galak, ga ada gejala kosong/hilang seperti ketika pakai pe28.  putaran atas relatif sama dengan pe28, tapi TS belum sempat nyoba secara maksimal.  mungkin di lain waktu ada kesempatan untuk tes larinya lagi 😅

btw karena memang dirancang untuk motor trail, karbu ini ga bersahabat untuk putaran bawah, alias brebet kalo diajak pelan, sehingga ga cocok untuk rute yang banyak stop & go nya dan lebih cocok jika dipakai untuk perjalanan jauh.

---------------------------------------------------------------------------------------
setelah dicoba beberapa kali, ga tiap hari ya maklum bukan motor untuk harian, terasa perbedaan yang cukup signifikan dibanding ketika menggunakan pe28 thailand, kebetulan pe28 sebelumnya sudah sedikit di adjust sedikit, jarum karbu menggunakan tipe JJH kepunyaan PWL dan noozle serta mainjetnya pakai kepunyaan PWK.

Ketika menggunakan PWK rmp bisa langsam idle di angka 1000-1300, beda dengan waktu pe yang naik turun 1500-3000.  tenaga menggunakan pwk rata dan terasa padat dari rpm bawah sampai atas, tapi ga segalak ketika menggunakan pe 28 thailand sebelumnya.  Apa mungkin efek jarum JJH nya yang bikin tenaga di pe 28 jadi galak ?!?

TS akan coba cari tahu lagi...


---------------------------------------------------------------------------------------

penasaran dengan performa pwk yang jauh dari pe custom, akhirnya needle bawaan pe lama (jjh) dipindahkan ke pwk (needle NAPE),
akselerasi jadi naek, tapi tetep ga segalak pe custom 🤔🤔🤔

Rabu, 11 Juli 2018

adidas response ST




Karena penasaran dengan teknologi "boost" nya adidas, akhirnya TS memutuskan untuk mencoba salah satu lini boost tersebut, Response ST.

Menurut beberapa literatur, partikel boost yang ditanamkan adidas pada midsole nya diklaim bisa mengembalikan/memantulkan energi lumayan besar, mereka mengharapkan para user yang menggunakan produk mereka lebih optimal dalam menggunakan tenaga yang dipakai.

Teknologi ini merupakan pengembangan dari teknologi foam yang pertama kali dipakai merk crock, yang sebelumnya dikembangkan lewat brand "cloud foam" & "bounce" oleh adidas.

mungkin jika diibaratkan, jika cloud foam itu kasur busa, maka boost itu kasur latex, sama2 empuk namun boost lebih nyaman, sehingga cocok banget untuk yang suka lari jarak jauh seperti maraton.

oh iya, response ST diperuntukan untuk kaki low arc, ceper kalo kata bahasa orang sini 😅

overall, boost layak dan rekomendedlah untuk digunakan para runner, terutama  jarak jauh, karena selain bobotnya yang lebih enteng, sol ini juga membuat pemakai lebih nyaman ketika menggunakannya

cmiiw

Selasa, 10 Juli 2018

AE 86, miniauto, 1:28






Beberapa hari lalu, TS liat diecast ini berseliweran di timeline sosmed, sedang hapening nampaknya 😁
kebetulan, dari dulu pengen punya satu, mo beli yang autoart tapi kok gitu banget harganya 😅
yowes, setelah baca beberapa riview dan liat postingan di youtube akhirnya TS mutusin ambil satu di toped.

build diecast ini sama seperti lainnya dari logam, tapi materialnya jauh lebih baik dari merk RMZ, 11-12 sama hotwheel lah.  untuk ukuran harga segini, bisa dibilang detailnya lumayan bagus & rapih.  karena diperuntukkan sebagai mainan anak dan bukan khusus kolektor, ada lampu yang bisa nyala kalo bagasi/pintu dibuka & jika ditarik kebelakang maka ban depan dbelakang akan berputar kedepan (pegas seperti choro-Q) 😅

Alhamdulillah lah ga kudu beli autoart yang harganya bisa 16x nya
😂😂😂

Rabu, 20 Juni 2018

Adidas Rockadia Trail



Karena TS udah mutusin mau rutin lari lagi, maka dicarilah sepatu lari.  Sebelumnya nyoba beli New Balance Arishi, setelah dicoba dua kali entah kenapa rasanya kurang pas.  Beberapa kali ke toko adidas & nyoba akhirnya TS mutusin nyoba beli model ini. 

Rockadia trail, sebenernya model ini bukan untuk lari di jalan mulus (road), melainkan untuk lari lintas alam, namun karena pas di coba pakai kok rasanya pas & nyaman akhirnya TS memutuskan untuk mengambil tipe ini.  Sepatu ini diperuntukan untuk kaki normal, walaupun teknologinya masih cloud foam dan belum boost namun sudah cukup nyaman ketika dikenakan.

TS coba untuk lari road, keliling stadion pakansari cibinong.  Ternyata tipe ini enak dipakai walau untuk jalan aspal (road), kaki rasanya nyaman banget, walau banyak gerigi di sol bawah namun ga terasa mengganjal & enak aja dipake lari di aspal.
Kemaren coba lari di kebun binatang ragunan pun enak2 aja, disana medannya rata2 dari conblock, rumput & tanah.  Lapisan gerigi terasa banget fungsinya disini, cengkraman terasa lebih nge-grip.

Walau bukan masuk le golongan sepatu trial pro, namun tipe ini enak banget dan nyaman dipake baik untuk road ataupun trial.  Rekomended untuk pemula seperti TS

😁

Senin, 21 Mei 2018

xiaomi mi sport bluetooth earphone/iem



Kali ini TS akan coba ripiew gear yang sebenernya udah bisa dikatakan jadul, salah satu lini bluetooth devicenya xiaomi, mereka menamakannya "mi sport bkuetooth earphone".

Datang dengan kemasan sederhana, namun sudah tak terlihat "kampungan" dengan kerdus cokelat seperti biasa.  Secara fisik iem ini bisa dibilang lumayan besar ukurannya, namun TS ga nyangka buildnya ternyata bagus, di body iem di lindingi semacam lapisan karet tipis, seakan2 pengen bilang "ini anti aer lho", ga anti2 banget sih cuma IPX5 klo ga salah 😁.
Satu tombol utama (on, off, pairing), tombol + (up volume & next) serta tombol - (down volume & prev), kabel penghubung terasa tipis dan ringkih, kawat yang berfungsi mengaitkan di telinga jika dipakai lama terasa kurang nyaman, agak sakit di kuping.

Garis besar suaranya "BRIGHT".
lumayan balance, tapi perlu effort sedikit dengan settng EQ yang pas.  
Lumayan detail walau ndak sedetail iem2 bersertifikasi "Hi ress", namun banyak instrumen yang TS dengar yang di iem sebelumnya "vivan" tidak terdengar.  bass seadanya dan baru terasa pas jika dilakukan setting eq itu tadi 😅.  sound stage biasa, ga luas ga sempit juga. vokal ditengah (pas buat TS), instrumen agak maju seperti kebanyakan iem berakarter bright.
overall terasa pas buat TS, karena suara dobel pedal ga terdengar ketinggalan satu dengan lainnya.  setelah setting eq di spotify, beberapa lagu cepat khas NOFX, bahkan lagu melow model all out love - power supply atau what a wonderful world nya louis armstrong udah lumayan enak terdengar di settingan "rock".


karena memang digunakanTS untuk harian seperti joging & perjalanan di kereta iem ini udah lumayan mumpuni dari segi suara, namun sangat tidak direkomendasikan dipakai untuk para basshead.  Kait kawat yang kurang nyaman pun bisa jadi pertimbangan jika dirasa butuh kenyamanan pemakaian jangka panjang.

CMIIW

---------------------------------------------------------------------------
tambahan ni ges,
sebaiknya untuk membawa iem ini dimasukan dalam case jika ingin ditaruh di tas, sebab tombolnya sangat sensitif, belum lama iem TS rusak & harus service ke xiaomi, akhirnya sekarang setiap bawa pake case bekas servo 😅

Sabtu, 14 April 2018

XIAOMI mi4C VS mi6




sebelum nya TS memakai hape mi4C, serie mi4 yang berbudget paling minim namun sudah menggunakan chipset snapdragon serie 800, yaitu snapdragon 808.  Namun karena "kesalahan teknis" hingga akhirnya mi6 sekarang ada ditangan.
Harusnya TS ga ganti hape, wong ternyata mi4C gapapa cuma batrenya aja yang drop, begitu ganti langsung tokcer 😅

Bila dibandingkan, kakak-adik yang lompat satu generasi (mi5) ini secara clock jelas jauh berbeda, yang satu hanya menggunakan prosessor snapgragon berinti 6 dengan maks clock di 1,8ghz, sedangkan mi6 sudah menggunakan prossesor snapdragon berinti 8 dengan clock maks 2,45ghz.
Namun secara performa (selain speed) justeru TS mengalami banyak kejanggalan, dimana mi4C justeru unggul di output suara (jack 3.5) dibanding saudaranya mi6 (menggunakan converter type-c to 3.5), mi6 nggak banget menurut TS, selain powernya kurang, detail juga ga dapet, bahkan sudah dicoba menggunakan DAC external (PCM 2704) tetap ga sebagus mi4C menggunakan DAC yang sama. Untuk pairing bluetooth dengan speaker maupun iem/earphone keduanya tak terasa perbedaan berarti.
Selain itu kamera pun masih lebih responsif dan terang mi4C, mereka berdua menggunakan jumlah megapixel yang sama yaitu 12MP, hanya saja pada mi6 menggunakan dual kamera di belakang sehingga gambar "sedikit" lebih detail.  Namun untuk sensifitas cahaya masih lebih detail mi4C.

Kalaupun ada yang lebih unggul selain kecepatan (terutama game) dari mi6 adalah power consumtion, mi6 jauh lebih irit baterry dibanding mi4C, hal ini sesuai penjelasan dari pihak snapdragon, bahwa pada chipset serie 835 konsumsi power lebih kecil karena ukuran prosessor yang juga ikut menyusut.

Yang jelas, sampai tulisan ini dibuat, TS masih respect sama mi4C, dimana di usia yang sudah lebih dari 2 tahun, dia masih tetap powerfull untuk kebutuhan harian, kebetulan TS ndak suka main game, karena dengan sisa ruang penyimpanan yang minim sudah hampir bisa dipastikan banyak game yang akan lag jika dimainkan.

cmiiw

*untuk spek liat di gsm arena ya, disana lebih lengkap 😁

Senin, 09 April 2018

Radius HP NHR21





sebenernya ga pengen2 banget ganti iem, abis gimana, punya 3 semuanya rusak dipakein bini, ga tau gimana caranya bisa jadi gitu, kalo ga terpaksa2 amat males ganti iem, ud cocok sama ostry kc-06a

dari taun lalu sih naksir sama duoza nya audio zero, tapi karena tu barang udah ga masuk sini lagi jadi susah nyarinya, ada jasa titip jepang yang jual rada miring beda 200rb-an tapi orgnya juga lagi nunggu yang mo jalan kesananya.

berhubung kuping ud ga enak bgt denger iem ga balance akhirnya terpaksa ganti juga.  Diputuskannya ambil merk & type ini sebenernya juga terbilang asal2an, ga pake audisi or setidaknya ngobrol sama yang jual kaya ostry kemaren.  Cuma berdasarkan review youtube & beberapa tulisan  orang, bener2 gambling 😅

sekejap pun iem ditangan,
dan ternyata warna suaranya ga seperti diharapkan, walau warna ini pasti disukai banyak orang, warm, bass tebel & ga boomy walau dengan single driver.  Sesuai tulisan yang ada di kerdus "hi-ress", suara lumayan detail, apalagi klo digabungin sama player hi-res juga.  Trebel lumayan jelas walau ga tajem banget, vokal rada mundur dikit, staging ga begitu luas, detail dapet banget, buat dengerin accoustic or instrumental pas banget, mirip kaya di dalem studio rekaman.
Coba dengerin OST guardian galaxy yang pertama, luar biasa, berasa ga mo dilepas ini iem.  Bass walau sedikit berlebih tapi masih nyaman.

tapi sayang...
musik yang sering TS dengerin kan bukan model gitu 😅  seperti kita tau, bass yang berlimpah ga cocok untuk musik2 bertempo cepat, keteter ngejar dobel pedal, padahal setting aqualizer ud diset ke rock, sepertinya harus setting manual diturunin lagi porsi bass nya.
overall, iem ini sebenernya cocok untuk all arround, cuma karena peminat warna musik warm & bass banyak makanya mereka maen ke arah sana, konon beberapa type seperti nhr 11, dan 31 mirip2 warnanya.  Tapi ndak perlu sedih karena sudah hi-res suara yang dihasilkan tetap mumpuni & nyaman digunakan TS kok 😉

cmiiw

Selasa, 13 Februari 2018

SKMEI 1251


Kenapa judulnya SKMEI 1251 ? Karena memang merek jam ini SKMEI dan model/typenya 1251.

SKMEI adalah pabrikan jam asal china yang belakangan sukses diterima di Indonesia, apalagi kalau bukan karena harga yang bersahabat dan modelnya yang tidak ketinggalan jaman.
Untuk beberapa model SKMEI memiliki model yang pada tampilan mukanya tidak menuliskan merek SKMEI itu sendiri (seperti contoh diatas), sehingga nggak malu2in jika kita memakainya 😅

fungsi lain selain jam sama seperti standard jam digital lainnya; alarm, stopwatch, timer, fungsi jam kedua dan lampu backlight.  Tampilannya sedikit beda dengan jam umumnya, dimana latar belakang justeru berwarna hitam dan dan angka jam berwarna putih.

untuk bahan talinya ndak seperti jam biasanya yang nyaman, sedikit keras dan ga nyaman jika dipakai cukup lama.
Overall dengan harga dibawah 100rb jam ini sudah bisa digunakan untuk berenang, karena anti air sampai 5atm

cmiiw

Kamis, 01 Februari 2018

BLENDER

sebagai seorang yang hobby ngutek di dapur, mo review sedikit ah tentang "gear" yang selama ini sering dipake untuk prakarya .
Ketiga alat ini memiliki fungsi yang sama, yaitu menghaluskan atau melumatkan serta mencampur, baik makanan, bahan makanan atau bumbu.  Dan kita familiar menyebutnya dengan nama blender 


Sharp Blaster Blender
kita bisa menggolongkan gear ini kedalam kelompok mini blender, fungsinya sama dengan blender yang lain, tapi berdasarkan pengalaman, alat ini hanya cocok dipakai untuk menghaluskan bahan atau makanan yang tidak begitu keras dan memiliki ukuran yang tidak besar.  Hal ini disebabkan karena torsi serta rpm dari motor yang kecil dan juga pisau potong yang kecil, sehingga sering ketika dipakai menggiling bumbu tidak mencapai titik halus yang maksimal.  Namun masih cocoklah untuk dipakai membuat jus buah.  Desainya simpel & ga makan tempat 



Philips Hand Blender
walau sama2 masuk ke golongan blender, gear ini memiliki bentuk yang sedikit berbeda, dimana penggunaannya harus menggunakan bantuan tangan untuk memegang alat tsb.  Dalam paket penjualan disertakan juga wadah untuk menghaluskan yang penggunaannya mirip dengan blender pada umumnya.
Walau memiliki ukuran pisau yang lebih kecil dari blender sharp diatas (mode hand blender) namun torsi & rpm hand blender ini sangat besar, mampu melumatkan benda2 keras seperti es batu.  TS biasanya menggunakan untuk membuat minuman "ice blend" baik greentea, thai tea, capucino atau nge-jus berbagai macam buah yang bisa dicampur dengan es batu.  TS tidak menyarankan penggunaan wadah extend untuk menghaluskan makanan yang berair, karena wadah terasa kecil dan sering tumpah, namun extend untuk mengocok telurnya sangat berguna untuk mencampur adonan ketika membuat kue 



Blender philips (standard)
Gear inilah yang paling banyak dipakai, baik rumah tangga atau penggunaan komersil seperti tukang jus atau minuman.
bentuknya memang konvensional namun memiliki power & rpm tertinggi diantara dua blender diatas.  
Selain itu philips menyediakan banyak extend diluar paket penjualannya, seperti pisau untuk menghaluskan dan mencampur daging, wadah untuk membuat susu kedelai dan perasan jeruk, selain dari wadah standard & penghalus bumbu yang terdapat pada paket penjualan tentunya.
Gear ini pula yang sering TS pakai karena bisa diandalkan.  Bandel euy, ketumpahan cairan, dipakai lama, bahkan benda2 keraspun seperti es batu bisa lumat dalam sekejap, selain itu partnya pun banyak dijual dimana2, seperti karet seal yang sering kali minta diganti.

Kesimpulannya,
masing2 alat mempunyai kelebihan dan kekurangan, bahkan seri blender philips (standard) pun punya kekurangan seperti tidak praktis ketika dipakai untuk membuat minuman.
Apapun gear yang kita pakai, tetap saja sang pemakailah yang menentukan hasil akhir dari karya kita di dapur nantinya.

Selamat Memasak


Kamis, 18 Januari 2018

skipping swift jump rope



susah ya namanya, skipping swift jump rope 😅, tapi orang2 sih biasanya menyebutnya skipping ajah.

Terakhir TS punya alat model gini itu pas esde, tapi modelnya beda banget sama yang ini.  Walau sama2 versi standard kalo kata orang "pasaran" tapi secara build sudah mengalami banyak perubahan.  Pada model lama, yang berputar adalah tali skipping, dan pada model ini diujung terdapat semacam engsel yang berputar, sehingga tali bisa berputar lebih efektif. Selain itu panjang tali pun lebih mudah di adjust, ada semacam sekrup diujung tali untuk mengaturnya.

well pada akhirnya, murah meriah ngos2an 👍
😁