Sabtu, 14 Maret 2015

ATH MSR-7

Dalam rangka menyambut ulang tahunnya yang ke 40 audio technica mengeluarkan salah satu seri headphonenya MSR-7
setelah lebih dari 100 jam proses burn in, TS akan coba memberikan sedikit review tentang salah satu headphone full ear dari audio technica ini.
Dari bentuk headphone ini lurang lebih mirip dengan sony mdr 1a, dibanding seri ath sebelumnya m50x, headphone ini memiliki material yang jauh lebih baik, perpaduan plastik dan alumuniun yang cukup lumayan di kelasnya.  Lapisan busa memory foam yang lumayan tebal sehingga telinga tidak langsung bersentuhan dengan driver, kabel yang diberikan adalah 3, satu 3m dan dua 1,2m (terdapat cabel untuk phone, ada mic di dalamnya)
Untuk suara, headphone ini ditujukan untuk all arround class, seperti m50x namun lebih detail dan warm, cocok untuk lagu akustik atau jazz, bass tidak terlalu tebal namun terasa punch nya, cocok juga untuk mendengarkan musik rock.
Anehnya ketika coba dipair dengan c3+e11k lagu2 mbak emi fujita terasa ada yang kurang, beda sekali ketika coba untuk mendengarkan lagu2 mbak susan wong, vokal terasa lebih maju dan instrumen terdengar jelas.
Overal headpone ini berkarakter sangat detail, sound stage lebih luas dengan bass yang tipis namun punch.  Namun source dari musik sangat menentukan output karena headphone ini bisa dikatakan semi monitor, letak karakter warm nya lah yang membedakannya dengan headpone monitor lainnya

Cmiiw
:)
audisi dengan laptop + DAC PCM 2704  & nano gen 3
kemasan tampak belakang
jodoh dengan DAP bright C3
pas dengan chase hippo
 

Selasa, 10 Maret 2015

Memasang sandsack

Banyak dari kita menyepelekan teknis, terlihat mudah namun pusing ketika terbentur kendala pada pengaplikasian, memasang sandsack salah satunya
Awalnya ketika timbul keinginan ingin memiliki sandsack TS tidak pernah terpikirkan rumitnya, namun setelah karung sandsack dibeli barulah TS bingung :p
Pertama2 karung tersebut harus diisi terlebih dahulu, pilihannya pasir atau kain perca.  Setelah dihitung beratnya akhirnya TS memutuskan memakai kain perca, dengan tinggi 150cm dan keliling 100cm berat total sandsack setelah diisi adalah sekitar 35kg, cukup berat untuk pemula.
Kedua, perlu dipikirkan dengan apa sandsack akan digantung, pilihannya adalah kawat baja, tambang besar atau rantai, dsini TS memutuskan menggunakan rantai dengan alasan kekuatan, rantai disesuaikan dengan ketinggian yang diinginkan.
Terakhir, adalah hal penting untuk menentukan posisi menggantungkan sandsack tsb, dsini TS memutuskan menggantung di balok belakang rumah.  TS menggunakan dinabolt di bor kebalok menggunakan bor beton untuk dudukan rantai nantinya.
Berikut penampakan sandsack setelah terpasang
dina bolt di bor ke dinding
menggunakan rantai untuk menggantung sandsack 30kg
 

Burn in cans

Yang dimaksud burn in pada cans adalah memaksimalkan suara yang keluar dari cans, dalam hal ini pada audio (cans : headphone, eraphone atau iem, bisa juga speaker)
Untuk cans menengah keatas biasanya diperlukan penyesuaian agar karakter asli dari cans tersebut keluar.  Untuk audio diperlukan waktu membran pada driver agar lentur dan dapat mengeluarkan warna suara maksimal.
Burn in dapat dilakukan secara alami atau kita rekayasa, untuk cara alami kita pakai saja cans tersebut seperti biasa sampai nanti tiba waktunya warna suara akan terdengar berbeda/maksimal.  Namun jika kita tidak sabar burn in dapat kita rekayasa dengan cara menggunakan cans tersebut terus menerus sampai warna suara yang kita harapkan keluar
Waktu ya  burn in bervariasi tergantung dari jenis cans itu sendiri, namun dikalangan forum audiophile umumnya burn in selesai dilakukan 100jam pemakaian.
Dalam thread ini TS akan menunjukkan cara burn in yang dilakukan pada cans ; TS menggunakan hp nokia lama yang sudah tidak digunakan guna dipasangkan pada cans, lagu yang diputar pun bervariasi beraneka ragam jenis aliran setting pada player dibuat repeat all agar terus menerus memutar lagu yang ada di playlist. Untuk mengatasi power battery yang akan habis TS mengkombinasikan charger dengan timer, di set sesuai kekuatan battery dan timer akan hidup sendiri.
Semoga burn in kali ini sukses juga seperti cans2 sebelumnya.
:)
menggunakan HP tak terpakai untuk burn in
 
timer - agar bisa ditinggal ke kantor & aktivitas
 

Kamis, 05 Maret 2015

Parkiran resmi stasiun

Di stasiun depok selain parkiran motor di perumahan warga, pihak comuter line juga memberikan parkiran resmi.  Untuk harga lebih mahal sedikit dari parkiran di rumah warga, namun memiliki benefit plus asuransi kehilangan.
Untuk tiket masuk dan keluar menggunakan kartu komuter atau semua kartu yang bekerjasama dengan komuterline.
Jika ingin parkir disini haruslah datang pagi, sebab jika siangan dikit (jam 8 keatas) hampir bisa dipastikan tidak akan mendapat tempat.
Keunggulan parkir dsini, selain mendapatkan asuransi, tidak ada pungutan lain selain dari pungutan resmi yang biasa terjadi di parkiran pemukiman warga, dengan kata lain tarif parkir yang dikenakan nett.
Dimanapun kalian parkir, pastikan parkir ditempat yang nyaman untuk kalian
:)
parkiran stasiun depok lama
 

Senin, 02 Maret 2015

Ukuran gloves dalam boxing

Timbul pertanyaan di benak TS ketika ingin membeli gloves untuk menemani sansack di belakang rumah
Ukuran apa yang kira-kira pas ditangan TS, agar tidak terjadi salah beli.
TS mencoba mencari tahu ke toko musik & alat olah raga MG disana terdapat berbagai macam ukuran gloves tinju, hanya saja buatan lokal tidak direkomendasikan karena kualitas yang kurang bagus
Tapi disana lah TS jadi tahu bahwa satuan ukur gloves tinju adalah OZ, setelah mencoba satu persatu TS cocok menggunakan ukuran 10, ini dikarenakan ukuran tangan TS yang kecil, paling kecil adalah ukuran 8, biasanya digunakan untuk anak-anak dan keatas selalu kelipatan angka 2.
TS memutuskan untuk membeli di kaskus dengan gloves merk kanzai buatan thailand, memang tidak sebagus merk twins or everlast, namun cukup memuaskan bersanding dengan sandsack di belakang rumah
:)
glove ukuran 10 Oz -kanza taiwan